Pesan selamat datang

"Selamat Datang di Lonely Hero Boy's Blogspot, silakan nikmati konten yang ada di Blog ini. Penulis tidak selau aktif, dan kemungkinan hanya akan aktif bila untuk meng-update The Walking Dead saja, sementara Link yang sudah tidak aktif, saya tidak bisa menjamin untuk meng-upload ulang lagi."

Saturday, October 19, 2013

Resident Evil Outbreak Chronicles Novel Part #2



PART #2 : AN INCIDENT IN THE UNDERGROUND LABORATORY
Starring : Katarina de Mosquito (peneliti baru Umbrella), Sarah Greenfield (tidak diketahui), Mischa Bellacruz (peneliti resmi Umbrella), Hunter Trevir.
Other Characters : Bill Court (peneliti senior Umbrella), Reynald Dawson, Wanda Trevor


PART #2 : AN INCIDENT IN THE LABORATORY
Starring : Katarina de Mosquito (calon peneliti Umbrella), Sarah Greenfield (tidak diketahui), Mischa Bellacruz (peneliti resmi Umbrella), Hunter Trevor (guru).
Also Starring : Bill Court (peneliti senior Umbrella), Reynald Dawson (rekan Mischa), Wanda Trevor (istri Hunter).


Raccoon City, 22 September 1998 (Evening - 19.00)
Kembali ke Underground Research Center milik Umbrella. Telah tiga jam lamanya dia terdiam di depan komputer, tak berkata apa - apa di ruang penyimpanan cairan kimia, tempat Katarina akan ditempatkan untuk bekerja nantinya, tak jauh dari laboratorium bersama Professor Bill Court karena shock atas apa yang dilihatnya.

“Kenapa kamu terus diam, ceritakan padaku apa yang terjadi!” perintahnya.
“...........” namun berjam - jam Bill menanyakan hal itu, Katarina tidak juga mau bicara sepatah katapun.
“Kau membuang - buang waktuku!” akhirnya diapun menyerah dan meninggalkan Katarina sendiri. Prof. Bill keluar dari ruangan.
“Mungkin aku telah salah datang ke kota Raccoon hanya untuk penelitian brengsekmu dan Umbrella yang akan membahayakan nyawa setiap orang yang ada di dalam kota, kau BAJINGAN TENGIK!!” katanya mengeluarkan amarahnya saat dia rasa Bill telah meninggalkannya sendiri.

Katarina mencoba menelepon temannya yang juga sedang berada di kota Raccoon dengan jaringan telepon yang tersedia di ruangan itu, Yoko Suzuki. Mereka berdua belajar di universitas yang sama, Raccoon University dan menguasai program studi teknik komputer dan jaringan perangkat lunak. Namun usia Katarina jauh lebih tua tiga tahun daripada Yoko yang berusia 18 tahun.

Tiada jawaban. Berkali-kali Katarina berusaha menghubungi nomor telepon rumahnya, namun tiada jawaban.
“Ayolah, Yoko... Angkat teleponmu...” keluh Katarina.

Akhirnya, setelah berulang kali mencoba menghubungi Yoko namun tidak ada jawaban, Katarina akhirnya menyerah lalu bangkit dan berlari meninggalkan ruang penyimpanan cairan kimia lalu berjalan perlahan di lorong utara. Lampu perlahan padam namun Katarina masih dalam keadaan shock sehingga dia tidak menyadarinya. Dia berjalan perlahan menelusuri alur tembok. Tak lama setelah itu, tiba-tiba tubuhnya melemah lalu pingsan.

Sementara itu, di pusat keamanan lantai B6.
“Hey, apa yang terjadi disini?” tanya Professor Bill. “Kenapa semua peralatan tidak berfungsi?”
“Maaf, Professor.. Kelihatannya ada sedikit gangguan di sistem kita” jawab sang operator komputer.
“Cepat perbaiki!” perintahnya dengan tegas.
“Baik, Pak. Laksanakan!” jawab sang operator dengan tegas juga. Operator 1 menuju ke ruang kontrol kendali listrik di ujung lorong selatan B6, sementara Operator 2 dan Operator 3 berusaha memperbaiki sistem yang error.

Di ruang kontrol kendali listrik, terlihat seorang mekanis Umbrella sedang memperbaiki kabel - kabel yang mengalami korsleting.
“Apa yang terjadi??” tanya operator 1 kepada sang mekanis.
“Korsleting, sepertinya ada sesuatu yang telah memotong kabel konektor ke ruang kendali..”
Sang operator membantu sang mekanis. Dia kemudian mematikan sumber listrik ke seluruh lab. Sang mekanis menyalakan senternya dan dengan repair tape dia menyambung kabel yang terputus kembali.

“Yap, selesai..” kata sang mekanis. Tiba - tiba terdengar suara di ventilasi yang membuat mereka terkejut.
“Ada sesuatu di atas sana..” kata si Operator 1.

Brakk ! Tiba - tiba tutup ventilasi terjatuh dan mengagetkan mereka. Sang mekanis buru - buru menaikkan saklar dan membangkitkan listrik kembali.

“Kau melihat sesuatu?” tanya sang mekanis. Si Operator 1 menggeleng. Mereka berdua pun panik. Saat Operator 1 mengecek kabel yang tersambung kembali itu, sebuah lidah panjang menjulur dan menarik sang mekanis ke atas.

“KYAAAA....!!!” jeritnya.
“Dan??” panggilnya terkejut ketika melihat sang mekanis bernama Dan sudah tidak ada di belakangnya. “Dan, dimana kamu??” panggilnya lagi.
“Dan, ini tidak lucu, jangan main - main!” panggilnya semakin ketakutan.

Operator 1 mendekat ke arah dimana mekanis sebelumnya berada. Dia melihat ke sekitarnya namun tak menemukan apapun. Tiba-tiba sesuatu menetes ke wajahnya.
“Apa ini?” tanyanya.

Dia mengelap tetesan tersebut dan menyadari bahwa itu adalah tetesan darah. Tetesan darah itu kembali menetes di wajahnya.
“Oh tidakk, bukan pertanda baik...” katanya.

Dari arah belakang, seekor monster yang serupa  kemudian melompat ke arah Operator 1.
“WHUUUUAAAAAAAAAAAAAA......!!!” jeritnya untuk terakhir kalinya hingga makhluk tersebut berhasil mencabik-cabik tubuhnya dengan cakarnya. Mengarahkan lidah panjangnya ke arah kamera CCTV yang berada dalam mode cadangan tenaga darurat di dekatnya.

Tak lama kemudian, listrik kembali stabil dan situasi kembali normal. Professor Bill menunggu Operator 1 yang belum juga kembali. Hingga dia digantikan oleh operator newbie yang berada di area tersebut. Operator 4 mencoba menghubungkan kembali sistem yang error dan terputus. Dia memasukkan kode dan menghubungkan kembali sistem kendali fasilitas yang ada.

Sementara itu, di lantai B5, tempat laboratorium utama Dr. Birkin terjadi kepanikan.
“Semuanya, aku baru saja mendengar kabar bahwa William Birkin tertembak oleh tim USS!!” kata salah seorang peneliti.
“Aku sudah mendengarnya, bagaimana bisa terjadi??” jawab salah seorang peneliti lainnya.
“Aku tidak tahu tapi kudengar dia menginjeksikan virus yang dia teliti ke dalam tubuhnya dan bermutasi menjadi monster mengerikan!” jawab si peneliti.
“Apa??!” kata salah seorang peneliti wanita terkejut. “Kalau begitu tempat ini sudah tidak aman lagi bagi kita, segera aktifkan mode evakuasi!”

Seorang operator keamanan di ruang monitor tersebut menyalakan mode evakuasi ke seluruh tempat di fasilitas melalui sistem keamanan komputer. Sirene kemudian berbunyi dan membuat peneliti di tempat lain bertanya-tanya atas apa yang sebenarnya terjadi. Namun mereka malah semakin panik mendengar sirene tersebut dan menebak sesuatu yang gawat sedang terjadi.

Hingga di ruang pengembangan rahasia B.O.W. di lorong timur lantai B4, salah seorang peneliti terjatuh dan menjatuhkan kacamatanya karena panik lalu tanpa sengaja menekan tombol darurat yang mengakibatkan semua tabung spesies jenis Hunter ”MA-125 R” terbuka.
“Oh, sial! Apa yang telah aku lakukan??” katanya setengah sadar sambil mencari kacamatanya.

Dia menemukan kacamatanya lalu segera memakainya. Di depan matanya kemudian terlihat sekumpulan spesies Hunter “R” yang siap menyerangnya. Terdapat tiga dari mereka di tempat tersebut.
“Oh, tidak......” katanya pasrah. Ketiga Hunter “R” menyerang si peneliti tersebut secara bersamaan tanpa belas kasihan. “KYAAAAAAAA!!!!!?” jeritnya menjelang kematiannya.

Spesies tersebut membunuhnya dalam sekali gerakan dan menusuk tembus dadanya dengan cakar mereka hingga merobek tubuh sang peneliti. Lantai yang tadinya bersih, menjadi basah terbanjiri oleh genangan darah si peneliti.

Tidak hanya spesies Hunter “R” di area tersebut yang berhasil lolos, sebagian Hunter “R” lainnya bangkit karena pengaruh mode evakuasi dan meloloskan diri dari tabung dengan cara memecahkannya dengan cakar tajamnya, termasuk Hunter “R” yang dikembangkan di laboratorium B7 yang berhasil memecahkan kaca.

Sementara itu, di lorong utara B7, cahaya lampu yang terus terang-redup membuat Katarina kembali tersadar.
“PROFESSOR!!” panggil Katarina panik.

Tiba-tiba sirene darurat mulai berbunyi di area B7.
“Apa yang terjadi disini??” tanya Katarina kepada dirinya sendiri.
“Peringatan. Kerusakan tak terkendali terjadi pada sektor B4, harap segera melakukan evakuasi. Sekali lagi, kerusakan tak terkendali terjadi pada sektor B4, harap segera melakukan evakuasi..”
“Professor Bill!?” panggil Katarina sekali lagi.

Terdengar suara keributan tak jauh dari tempat Katarina berada. Sepertinya suara tersebut berasal dari arah laboratorium. Tak lama terdengar sebuah tembakan Shotgun yang membuat Katarina menutup telinganya.
“Professor Bill, tolong aku !!” panggilnya lagi. Namun tak seorangpun merespon panggilannya, hanya terdengar keributan di lantai atas.

Katarina perlahan berjalan mengikuti alur tembok.
“Seseorang, tolong aku!!” panggilnya lagi.
“Seseorang !!!” teriaknya. “Kyaaaa!!” tiba - tiba seseorang membungkam mulutnya dan menyuruhnya tenang.

Perlahan listrik kembali menyala secara normal dan sirene berhenti berbunyi.
“Siapa kamu?!” tanya Katarina kepada orang itu.

Orang itu membuka maskernya. Terlihatlah sosok seorang wanita cantik separuh baya di balik masker tersebut.
“Sarah Greenfield..” tanyanya balik.
“Aku Katarina de Mosquito.. Calon peneliti Umbrella..” jawabnya.
“Apa yang kamu lakukan di tempat ini?” tanya Sarah kepadanya.
“Prof. Bill yang membawaku kemari. Ke tempat penelitian rahasia disana..”

Sarah terdiam kemudian mengecek dinding menuju ke ruang penelitian tersebut.
“Semua pintu terkunci otomatis dan semua sistem tak lama lagi akan dimatikan lalu secara otomatis fasilitas akan menggunakan cadangan tenaga darurat.. Kelihatannya telah terjadi kecelakaan di atas sana..” duga Sarah.
“Darimana kamu tahu? Lalu apa yang kamu disini??” tanya Katarina balik.
“Aku baru saja melihat suatu jenis makhluk yang lolos di laboratorium di tengah area B7 ini, kelihatannya kamu sudah tahu apa itu..”
“Oh Tuhan... jangan bilang, kalau itu Hunter “R”!” katanya terkejut.
“Begitukah kalian menyebutnya? Sepertinya memang makhluk itu, bahkan tidak hanya satu tapi kemungkinan banyak di atas sana yang juga berhasil lolos.. Karena itulah aku akan keluar dari sini dan aku butuh bantuan dari peneliti Umbrella yang memiliki akses sepertimu” jelas Sarah.
“Tapi bagaimana? Kau bilang semua pintu terkunci??” tanya Katarina lagi.

Sarah menunjuk ke ventilasi udara.
“Kita akan masuk ke dalam ventilasi dan melewatinya..”
“Tapi....”
“Laboratorium ini sudah tidak lagi aman untuk kita berada disini. Mari kita bekerja sama untuk keluar dari laboratorium ini! Aku membantumu, kamu juga harus membantuku, setuju?”

Katarina mengangguk dan setuju untuk ikut bersamanya. Sarah meminjamkan bahunya sebagai pijakan Katarina agar dapat masuk ke dalam celah ventilasi lalu membantu Sarah untuk masuk ke dalam ventilasi. Perlahan mereka semakin masuk ke dalam dan mencari jalan keluar.
“Kita harus menelusuri setiap sudut laboratorium ini untuk dapat memastikan semuanya baik-baik saja lalu keluar dari sini dengan selamat” kata Sarah.

Katarina mengangguk perlahan. Mereka turun ke sebuah lorong di lantai B6. Lorong tersebut terlihat aman. Tidak ada tanda-tanda dari peneliti ataupun Hunter “R”, yang terdengar hanyalah keheningan.

“Hello......” panggil Katarina berusaha memanggil seseorang. Namun tiada respon.
“Bukan suatu pertanda baik, sebaiknya kita tidak usah bersuara terlalu keras..” peringat Sarah kepadanya.
“Apa maksudmu bicara seperti itu??” tanya Katarina penasaran.
“Itu berarti B.O.W. telah lolos dan menyerang tempat ini.
“B.O.W.???”

Sarah menghela nafas. “Kau bekerja untuk Umbrella tapi tidak tahu apa itu B.O.W.???” tanyanya heran.
“Hey, aku masih seorang calon peneliti disini, bahkan apa tugasku saja aku belum tahu..”
“Berhubung kau adalah seorang partner yang dapat dipercaya, aku akan menjelaskannya” tegas Sarah. “B.O.W. adalah Bio Organic Weapon, yaitu senjata rahasia yang dibuat oleh Umbrella. Dibuat dan diciptakan untuk suatu percobaan dan dikembangkan untuk senjata perang. Hanya itulah yang dapat aku beritahukan kepadamu”.
“Yang kamu maksud dengan B.O.W. itu adalah........”
“Yah, seperti yang kamu pikirkan, B.O.W. adalah senjata pembunuh yang berbentuk MONSTER, salah satunya adalah Hunter “R” yang kau lihat itu”

Katarina sangat tidak menyangka atas apa yang didengarnya. Tubuhnya lemas seketika. Dia bahkan tidak tahu bahwa Umbrella memiliki percobaan sejenis itu. Yang dia tahu, Umbrella adalah perusahaan yang ternama di seluruh dunia sebagai perusahaan pembuat obat dan perusahaan pembuat senjata militer. Mereka kemudian terus berjalan perlahan dengan cara menempel pada tembok agar tidak menimbulkan gerakan yang dapat membuat musuh berkumpul dan menyerang mereka.

“Tetap akan bekerja pada Umbrella atau tidak kamu bisa tentukan saat kau berhasil keluar dari sini. Saat ini, yang kita perlukan adalah jalan keluar dari fasilitas ini”
“Tunggu, bagaimana kau bisa tahu banyak soal Umbrella??”

Tiba-tiba langkah Sarah terhenti mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Katarina tersebut.
“Atas alasan apa aku harus memberitahumu?” tanyanya ketus.
“Bukankah kamu tadi bilang bahwa aku adalah partnermu yang dapat dipercaya??” tegas Katarina dengan gaya bertolak pinggang.
“Sebuah rahasia membuat seorang wanita menjadi seorang wanita. Aku tidak perlu menceritakan kepadamu tentang hal yang seharusnya tidak perlu aku ceritakan”
“Menyebalkan!”
“Bisakah kau diam sekarang?”
“............” Katarina langsung terdiam saat Sarah mengatakannya.
“Sepertinya kita tanpa sadar sudah tiba di tempat yang aman..”

Mereka telah tiba di ujung lorong utara dekat dengan ruang istirahat peneliti. Katarina duduk di bangku dan menghela nafas lega. Sarah memasukkan koinnya ke dalam vending machine dan mengambil minuman bir kaleng pilihannya. Dia menikmati bir kalengannya dan menawarkannya ke Katarina.

“Terima kasih, tapi tidak terima kasih. Aku anti alkohol” tolaknya.

Sarah menunjukkan senyum dingin kepadanya. Setelah menghabiskan minumannya, dia membuangnya ke tempat sampah. Dan memasukkan koin lainnya ke dalam vending machine.
“Orange Juice?” katanya sambil melemparkan sekaleng orange juice untuk Katarina. Katarina tertawa.
“Darimana kamu tahu aku suka Orange Juice?” katanya lalu meneguk Orange Juice itu.
Kembali, Sarah kembali tersenyum dingin lalu menjawabnya, “Dengan jelas tertulis di wajahmu, sehingga aku dapat mengetahui segala tentang dirimu”
Katarina kembali tertawa. “Dasar kau ini...”

Sarah mengambil sesuatu di balik gaunnya dan melemparkannya ke arah Katarina. Katarina menangkapnya. “Baiklah, pegang itu!”
“Apa - apaan ini? Kenapa aku harus memegang dua senjata pistol ini??”
“Kita tidak tahu apa yang nantinya akan kita hadapi kan?” jawabnya lalu tersenyum dingin.
“Kau tahu senjata apa yang kau pegang itu kan?” tanya Sarah mencoba mengetes Katarina.
“Yeah, tentu saja aku tahu, Dual Pistol VP90”

Dari balik saku sebelah kirinya, dia mengambil senjata lainnya lalu mengokangnya, mengarahkannya kepada Katarina.
“Whooaa, whoaa, whooaa..” Katarina mengangkat kedua tangannya yang masih menggenggam Pistol Dual VP90 di kedua tangannya.
“Senjata favoritku, kau tahu apa ini?”
“Hmmm.... aku pernah melihatnya, sama seperti senjata yang digunakan oleh divisi Umbrella Security Service, senapan mesin MP5, benar kan?”
“Kukira kau bodoh, tapi ternyata kau tahu banyak juga soal senjata yah..” ejek Sarah.
Katarina menggembungkan pipinya marah lalu membuang wajahnya.

Katarina tersadar akan sesuatu lalu melihat sekelilingnya. “Kita ada di area yang terbuka seperti ini, apakah aman apabila kita terus berada disini?”
“Kalau begitu, ayo kita terus bergerak!” ajak Sarah sambil membantu katarina bangkit dari kursi. Katarina tersenyum.
“Aku berharap para peneliti masih baik-baik saja dan berada di tempat yang aman..” gumam Katarina.
“Kau masih saja mengkhawatirkan orang lain sementara dirimu sendiri saja masih berada dalam bahaya” sindir Sarah.

Brakk!! Tiba-tiba terdengar suatu benturan keras dari arah ruang istirahat peneliti membuat mereka terkejut setengah mati.
“Kau dengar itu?” tanya Katarina. Sarah mengokang kembali MP5 Sub Machine Gun-nya dan perlahan berjalan ke arah pintu.
“Apa yang kau lakukan, mungkin dia adalah seorang peneliti yang masih hidup!” peringat Katarina.
“Apa yang membuatmu sangat yakin akan hal tersebut, kita tidak akan tahu apa yang akan kita hadapi di dalam sana” tegas Sarah. Katarina hanya bisa menelan ludahnya dengan berat hati sambil menggigit bibirnya untuk meredam ketakutannya.
“Aku hitung sampai tiga, lalu kita masuk ya..” pinta Sarah dengan suara berbisik. Katarina meresponnya dengan anggukan. “Satu... Duaa... Tiga !!!” tepat di saat hitungan ketiga, mereka membuka pintu. Terlihat tiga orang peneliti di dalam sana.
“Jangan tembak!” kata salah seorang peneliti pria.
“Apa yang terjadi disini??” tanya Sarah sambil menodongkan senjatanya ke arah mereka.
“Dia tiba-tiba menjadi aneh, dan berusaha menggigit kami...” kata seorang peneliti wanita. Peneliti pria lainnya ternyata adalah orang yang mereka sebut berusaha menggigit mereka.

Dengan gaya patah-patah seperti zombie dia berjalan perlahan ke arah kedua rekannya hingga menyudutkan mereka ke ujung area dekat monitor yang tidak menampilkan gambar apapun, dalam keadaan mati.

Mereka semakin tersudut hingga kemudian Sarah menembak peneliti tersebut.
“Menunduk!” perintahnya. Mendengar perintahnya, mereka berdua langsung menunduk.

Dededededededeeeeettttt! Begitulah bunyi tembakan senapan mesin yang dikeluarkannya. Lima belas peluru menembus dadanya. Hingga kemudian Katarina menghentikannya. Kedua peneliti tersebut bangkit lalu kemudian menghampiri Sarah.

“Apa yang telah kamu lakukan???! Apa kau sudah gila!!” tanya si peneliti pria marah.
“Kenapa kamu menembak rekan kami?!”.
“Rey, tenanglah...” pinta si peneliti wanita sambil memeluk lengan si peneliti pria.
“Itukah ucapan terima kasih kepada orang yang telah menyelamatkan nyawamu?” kata Sarah sambil mengisi kembali peluru senapan mesinnya.
“Kau menyelamatkan kami?? Yang kau lakukan adalah membunuh rekan kami!!” bentak si peneliti pria marah.

Sarah malah menodongkan senjatanya ke arah peneliti pria tersebut.
“Apa yang kau inginkan sekarang?” tanya Sarah terpancing sekarang. “Dalam sekali tembak aku bisa langsung membunuhmu, kau mengerti?!”
“Semuanya, tenanglah!” pinta Katarina. “Pasti ada alasan khusus kenapa kamu menembak peneliti itu kan??”

Sarah kemudian terduduk dengan tenang di sofa.
“Dia telah terinfeksi..” jawab Sarah.
“Terinfeksi? Oleh apa??” tanya si peneliti wanita.
“Virus Tyrant atau yang kalian sebut dengan virus-T..” jawab Sarah sambil mengarahkan pandangannya ke arah si peneliti pria.
“Hey, darimana kau bisa tahu tentang virus-T??” tanya si peneliti pria penasaran dengan nada yang sangat kasar.
“Tutup mulutmu, idiot! Atau aku akan menembakmu!” ancam Sarah marah. Peneliti pria tersebut kemudian terdiam.
“Virus-T, apa itu??” tanya Katarina.
“Virus yang secara rahasia dikembangkan oleh perusahaan kami, Umbrella..” sambung si peneliti wanita menjawab.
“Virus-T dapat mengaktifkan sel yang sudah mati menjadi hidup kembali, dengan kata lain menghidupkan kematian menjadi kembali hidup..”
“Jadi, peneliti tersebut.....”
“Hunter “MA-125 R” yang lolos telah menyerangnya..” jawab si peneliti pria.
“Bagaimana mungkin monster tersebut dapat menyebarkan virus-T ke tubuhnya?” tanya Katarina sambil menunjuk ke arah mayat peneliti pria lainnya yang tadi telah menjadi zombie.
“Kontak dengan makhluk hasil ciptaan virus-T akan menyebabkan virus-T masuk ke dalam tubuh kita. Dengan kata lain virus-T berkembang secara cepat atau lambat tergantung seberapa besar kekebalan tubuh kita terhadap segala macam virus. Kekebalan tubuh peneliti tersebut lemah sehingga menyebabkan dia dengan sangat cepat kembali hidup dan menjadi makhluk yang seperti zombie..” jawab Sarah.
“Virus-T kelihatannya sudah menyebar ke seluruh area fasilitas penelitian ini. Hanya keberuntungan dari diri kita masing - masing yang dapat membuat kita bertahan melawan virus-T tersebut” tambah si peneliti wanita.
“Darimana kamu bisa tahu banyak soal virus-T?” tanya Katarina penasaran.
“Aku hanya kebetulan saja mengetahuinya. Jadi, jangan harap aku akan menjawab pertanyaanmu lagi” tegas Sarah membuat Katarina kecewa.

“Maafkan atas sikapku tadi. Perkenalkan, namaku Reynald dan ini adalah sahabatku Mischa, kami adalah peneliti Umbrella yang meneliti tentang efek virus-T kepada tanaman. B.O.W. yang kami kembangkan memiliki kode pengembangan Plant-42..” kata si peneliti pria memperkenalkan diri.
“Yang disana itu..... juga adalah sahabat kami, Johan, peneliti senior Umbrella....” tambah Mischa dalam keadaan masih berduka.
“Tapi dia bukan lagi Johan yang kita kenal..” lanjut Reynald.

Suasana sesaat menjadi hening. Rey mendekati mayat Johan tersebut.
“Johan yang malang....” katanya sambil mengelus rambut mayat Johan.
“Rey......” kata Mischa sambil mengelus-elus punggung Reynald, berusaha menyabarkannya.
“Kami bertiga sudah dekat sejak SMA dan kini, dia yang harus meninggalkan kami terlebih dahulu..” lanjutnya.

Mischa menggenggam tangan Reynald dan berharap dia dapat menerima kematian rekan sekaligus sahabatnya tersebut. Katarina dan Sarah hanya dapat menyaksikan adegan berduka mereka, tanpa dapat mengatakan apapun. Sarah dengan pose berpangku tangannya sementara Katarina menggigit kuku jarinya karena tidak tega.

Namun tiba-tiba tanpa sadar, zombie Johan yang mereka kira sudah mati ternyata membuka matanya yang telah memutih kembali lalu berhasil menggigit leher Reynald.
“Kyyyaaaaaaaaaaaa!!!!” jeritnya.
“Reyyyy!!!” Mischa segera membantu Reynald menyingkirkan zombie tersebut. Katarina mengokang pistol Dual VP90-nya lalu menembak zombie itu dengan sebelah pistolnya tepat di kepala hingga menyebabkan dia kembali menuju ke kematiannya.

“Apa kau baik-baik saja??” tanya Katarina. Katarina mengecek kondisi luka di lehernya. Tapi kemudian Reynald bangkit lalu menendang mayat rekan tersebut dengan sangat keras. “DASAR KAU BAJINGAN!!!” katanya kesal.
“Rey......” kata Mischa bersimpati terhadapnya.

Sarah menodongkan senapan mesinnya ke arah Reynald.
“Apa yang akan kau lakukan??” tanya Mischa.
“Dia terinfeksi, cepat atau lambat, dia akan menjadi salah satu dari mereka” peringat Sarah.
“Bukankah kau bilang sebelumnya kontak penyebaran virus melalui B.O.W., bagaimana kau bisa katakan bahwa Rey terinfeksi??”
“Kontak penyebaran virus bukan hanya melalui B.O.W. tapi juga melalui manusia yang telah terinfeksi virus-T. Satu gigitan saja sudah dapat membunuhnya cepat atau lambat dan kemudian akan membangkitkan kembali korban sebagai zombie” tegas Sarah.

Mischa terdiam sejenak. “Mungkin saja Rey tidak seperti Johan dan dia memiliki kekebalan tubuh yang kuat!” balas Mischa.
“Kita disini bukan untuk membuang-buang waktu. Karena cepat atau lambat, dia akan segera menjadi salah satu dari mereka lalu membahayakan kita”
“Mischa......” panggil Reynald. Mischa kemudian memeluk Reynald. Perlahan air matanya mengalir dengan derasnya.
“Sarah, sebaiknya kita tinggalkan saja Rey disini,...” saran Katarina.
“Apa?! Lalu kau membiarkan kita menambah resiko infeksi lainnya lagi?? Kita harus membunuhnya! Itulah satu-satunya jalan agar dia tidak menjadi salah satu dari mereka!” tegas Sarah.
“Tolong, bawa Mischa keluar dari sini, bawa dia ke tempat yang aman, biarkan aku bicara dengan Sarah..” pinta Reynald kepada Katarina.
“Tidak akan Rey, kau harus ikut bersamaku !!” tolak Mischa.

Rey seolah memberi sinyal kepada Katarina untuk membawanya. Terlihat jelas dari sorot matanya yang berbinar-binar. Katarina tak memiliki pilihan lain selain menuruti permintaannya.

“Tidak! Lepaskan aku! Aku ingin bersama Rey!” gertak Mischa. Tapi kemudian Katarina berhasil Mischa keluar. Sarah mengunci pintu ruang istirahat karyawan.

Katarina melepaskan Mischa yang terus menggertak. Mischa berlari dan menggedor-gedor pintu. “Reyyy !!!!!” panggilnya. Dia melemas dan tergeletak di lantai. Katarina menghampirinya lalu memeluknya untuk menenangkannya. Air mata membanjiri pipinya.

Sementara itu di dalam ruang istirahat.
“Jadi, apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?” kata Sarah sambil mondar-mandir bersama senapan mesinnya. Reynald terduduk di sofa dan berpikir.
“Bisakah kau bukakan lokerku?” pinta Reynald sambil melemparkan kunci lokernya. Sarah menangkapnya. “Loker yang paling kanan..”

Sarah meletakkan senjatanya kembali di balik paha sebelah kanan gaunnya. Dia kemudian membuka loker Reynald sesuai permintaannya.
“Buka kotak yang ada di dalam
Sarah terkejut melihat isi dari kotak tersebut.
“MG44 Magnum?? Bagaimana kamu bisa memilikinya??” tanya Sarah penasaran.
“Yah, aku memiliki hubungan khusus dengan organisasi di luar kota Raccoon. Dan aku juga tahu bahwa kau berasal dari sebuah organisasi rahasia lainnya yang ingin mencuri sampel virus-T, bukankah begitu?” jelasnya sambil menahan rasa sakit akan luka gigitan parah yang ada lehernya.
“.............” Sarah hanya terdiam.
“ Tolong berikan senjata itu kepada Mischa, ajari dia cara menggunakannya. Aku sudah tahu bahwa pada akhirnya aku akan mati dan berubah menjadi zombie. Lalu aku ada permintaan lain padamu......” mendengar perkataan terakhirnya tersebut Sarah menjadi bertanya-tanya atas apa yang sebenarnya dia inginkan.

Sementara itu, di lorong utara. Katarina duduk bersama dengan Mischa di kursi. Katarina berusaha menguatkan Mischa yang sejak tadi terus terisak-isak.

“Aku berpikir apakah peneliti lainnya baik-baik saja?” tanya Katarina.
Mendengar perkataan Katarina Mischa menghentikan tangisnya lalu tiba-tiba tersenyum.
“Kemungkinan mereka semua sudah mati dibunuh oleh para Hunter yang berkeliaran di seluruh area fasilitas. Hanya kami bertiga yang berhasil lolos dari lantai atas.” jawab Mischa sambil menghapus air matanya. “Apakah kamu calon peneliti disini?” tanya Mischa.

Katarina tersenyum.
“Yaah, dan hari ini adalah hari pertamaku bekerja..” jawab Katarina hangat.
“Di bawah bimbingan siapa?” tanya Mischa lagi.
“Professor Bill Court..”
“Hemm, Bill Court? Dia adalah peneliti senior bagian perawatan cairan kimia sekaligus pengawas operator pusat keamanan di sektor B6. Kudengar dia menemukan tempat penelitian rahasia dan mengembangkan monster di tempat penelitian tersebut..”
“Yahh, dan hal tersebut memang benar, aku sudah mengunjungi ruang penelitian rahasianya..”

Dededededededett! Tiba-tiba terdengar suara tembakan senapan mesin dari dalam ruang istirahat.
“Oh tidak! Reyyyyy !!!!!!” jeritnya. Dia berlari ke arah pintu ruang istirahat dan menggedor-gedor pintu.
“Reyyyyyy !!!!!” panggilnya. Katarina berusaha menenangkannya.

Sarah membuka kunci lalu keluar dari ruang istirahat. Mischa langsung menamparnya. Namun seperti biasa, Sarah selalu tanpa ekspresi.
“Apa yang kau lakukan terhadap Rey????” tanyanya penuh emosi.
“Aku hanya melakukan apa yang dia minta” jawab Sarah hingga membuat Mischa terdiam.
“Lalu dia memintaku memberikan senjata ini untukmu.” Lanjutnya sambil memberikan M44 Magnum kepada Mischa.
“Apa lagi yang dia katakan??” tanya Mischa penasaran.
“ Dia bilang........” kata Sarah membuatnya penasaran. “Dia mencintaimu..”

Mischa kembali menangis. Katarina memeluknya sambil mengelus-elus pundaknya, berusaha menenangkannya.

Mereka bertiga masuk ke dalam ruang istirahat. Mischa memeluk mayat Reynald tanpa berhenti menangis. Terdapat luka tembakan tepat di kepalanya. Katarina membantunya bangkit lalu membawanya keluar.

“Lalu apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?” tanya Sarah kepada Mischa.
“Aku ingin keluar dari laboratorium ini secepat mungkin..” jawab Mischa.
“Kalau begitu, kau pasti tahu jalan keluar dari fasilitas ini kan?” tanya Sarah.
“Satu-satunya jalan keluar dari fasilitas ini adalah melalui platform dan menaiki kereta menuju ke perbatasan kota atau menaiki kereta lokomotif dan kembali ke kota..” jawabnya.
Dia melihat jam tangannya. “Sekarang jam sembilan malam, sudah satu jam lamanya setelah mode evakuasi diaktifkan. Setelah sirene darurat berhenti berbunyi kemungkinan kereta di platform tidak akan berfungsi kembali, jalan satu-satunya adalah menaiki kereta lokomotif di turntable dan menuju ke kota” jelasnya.

Mischa menggengam senjata M44 Magnum yang diberikan Reynald lalu mengokangnya.
“Wow, sepertinya kau sudah tahu bagaimana cara menggunakan senjata?” tanya Sarah.
“Tentu saja, jangan anggap aku yang paling lemah disini!” tegasnya.

Tak lama kemudian, sebuah suara menandakan bahwa sistem telah berfungsi kembali dengan normal, memungkinkan mereka kemudian meninggalkan lorong utara lalu mengakses pintu menuju ke pusat keamanan.

Sesampai disana, mereka tak menyangka atas apa yang mereka lihat.
“Ini tak mungkin terjadi...” kata Mischa.
“Bagaimana mungkin....” tanya Katarina.

Darah tercecer dimana-mana di sepanjang area. Para peneliti dan operator dibunuh oleh cakar tajam yang kelihatannya berasal dari spesies Hunter “MA-125 R”.
“Monster tersebut berhasil sampai sejauh ini, bagaimana mungkin??” tanya Mischa.
“Kita tidak memiliki pilihan lain selain tetap bergerak..” tegas Sarah.
“Tunggu dulu, aku meninggalkan sesuatu di lantai B7, dapatkah kita kembali??” tanya Katarina.
“Kau meninggalkan apa?” tanya Sarah penasaran.
“Sesuatu yang sangat berguna bagi kita... Kumohon..” mohon Katarina.
“Jalan tercepat untuk menuju ke lantai B7 dari pusat keamanan lantai B6 adalah melalui pintu rahasia di tengah ruangan ini” saran Mischa. “Tapi kita membutuhkan katup pegangan untuk membukanya..”
“Dimana kita dapat menemukan benda itu?” tanya Sarah.
“Di dalam kotak darurat di sisi lain tempat ini ada salah satu katup pegangan yang tidak terpakai, kita bisa menggunakannya..” jelas Mischa.

Mereka bertiga berjalan perlahan agar tidak mengundang hal yang tidak diinginkan. Sangat perlahan tanpa suara, sambil menghindari mayat-mayat yang mereka lewati.
“Aku tidak melihat Prof. Bill di sekitar sini..” kata Katarina berbisik. “Apakah ini berarti Prof. Bill masih hidup?”
“Ssssttttt! Jangan berisik, kita bisa saja membangunkan mereka..” tegas Sarah. “Bagaimana cara kita membuka kotak darurat ini?”
“Aku lupa, dibutuhkan alat khusus seperti kunci pas untuk membukanya” jawab Mischa.
“Dimana kita dapat menemukannya??” tanya Katarina.

Mischa berpikir sejenak lalu melihat di sekitarnya. Lalu dia melihat di atas panel kontrol tedapat Kunci pas yang dapat mereka gunakan. “Disana...” katanya.
“Aww, mann... biar aku yang ambil, kalian lindungi aku..” pinta Katarina.

Katarina berjalan perlahan melewati mayat demi mayat hingga dia mendapatkan apa yang dia butuhkan. Dia memberi sinyal kepada mereka bahwa dia telah mendapatkan kunci pasnya.
“Di belakangmu !!!” teriak Mischa.

Katarina membalik namun zombie tersebut berhasil meraihnya. Membuatnya tersudut di panel kontrol.
“Kenapa kau tidak menembaknya???” tanya Mischa.
“Suara tembakan senapan mesinku dapat berdengung dan membuat mereka terbangun bergitu pula dengan senjata Magnum-mu” tegasnya.

Katarina berusaha melepaskan diri darinya. Zombie tersebut berusaha menggigitnya. Katarina semakin terus berusaha menyingkirkannya. Sarah kemudian berlari ke arahnya melompati satu per satu mayat, mengambil kunci pas yang terjatuh lalu memukul kepala zombie tersebut dengan kunci pas.
“Apa kau baik - baik saja?? Apa kau tergigit??” tanya Sarah khawatir.
Katarina menggelengkan kepala lalu menjawab, “Aku baik - baik saja..”
“Sial !!!” kata Mischa. Suara mereka membuat para mayat yang tidur kembali bangkit sebagai zombie. Uuuuurrrrrggggghhh...... geram para zombie tersebut.
“Kalian ingin bermain dengan kami, baiklah..” kata Sarah. “Mischa amankan daerah sana, aku dan Katarina akan memancing mereka menjauh dari area tengah!” perintah Sarah.

Sarah dan Katarina berlari ke ujung hingga tiba di sudut.
“Baiklah, saatnya beraksi !!” kata Sarah. Lima zombie menuju ke arah mereka sementara tiga zombie lainnya menuju ke arah Mischa, dua di antaranya merangkak.

Duarr ! Mischa menembak salah satu zombie yang berjalan dengan senjata M44 Magnumnya. Menembaknya pada kakinya, sehingga dia terjatuh. Tapi dia masih bisa merangkak ke arah Mischa.
“Mischa, tembaklah tepat di kepala mereka!” kata Sarah.
“Matilah kalian, Bajingan!” katanya. Mischa kembali mengarahkan tembakannya ke arah salah satu zombie yang merangkak ke arahnya. Dhuarr! Tembakannya tepat mengenai kepala zombie tersebut. Dhuarr! Dhuarr! Mischa menembak mereka dalam jarak yang sangat dekat. Dua peluru lainnya berhasil mengenai tepat di kepala mereka.

“Uuuuuhhhh....” gumam para zombie yang mengarah ke arah Katarina dan Sarah.
“Ingat, kita hanya perlu menembak mereka tepat di kepala, okay?”
“Dimengerti!” jawab Katarina.

Door, door! Katarina menembakkan pistol Dual VP90-nya ke arah dua zombie yang menuju ke arah mereka hingga tepat mengenai kepala mereka.

Dededededdedeededededeett!! Giliran Sarah yang beraksi, dia berhasil membasmi semua sisa zombie yang ada di ruangan.

“Yeah, kita berhasil!” kata Katarina sambil memeluk Sarah dengan kedua lengannya.
“Eh, ehemm..” kata Sarah yang merasa tidak nyaman hingga Katarina melepaskan pelukannya. Katarina kembali menggembungkan pipinya karena sebal.

Mereka melewati para mayat zombie dan menuju ke tempat Mischa.
“Kau baik-baik saja Mischa?” tanya Sarah.
“Yeah, aku baik-baik saja..” jawabnya.

Mischa membuka kotak dengan kunci pas yang mereka temukan dan mengambil katup pegangan yang mereka butuhkan untuk membuka pintu rahasia. Tiba-tiba pintu otomatis di belakang mereka terbuka. Mereka berbalik menghadap ke pintu, menantikan apa yang akan masuk ke dalam ruangan mereka.

Nguuuaakkk! Tiba-tiba sesosok Hunter MA-125 R muncul.
“Oh sial! Hunter “R” menemukan kita!!!” kata Katarina.
“Mischa dapatkah kau buka pintu rahasia dengan cara lain??” tanya Sarah.
Mischa berlari menuju ke tengah ruangan. Katarina dan Sarah perlahan mundur hingga tersudut ke tembok.

Hunter “R” itu tiba-tiba melompat ke arah Katarina.
“Lari !!!!” teriak Sarah. Katarina dan Sarah berhasil menghindar, cakar Hunter “R”  menancap di dinding. Kwiiiiiikkkkkkkkk!! Jerit Hunter “R” tersebut.

Sarah dan Katarina berlari ke tengah ruangan. Mischa buru-buru menggunakan katup pegangan yang mereka dapatkan untuk membuka pintu.
“Teman-teman, pintu sudah terbuka.. Ayo cepat masuk!”

Mereka bertiga masuk lalu pintu secara otomatis kembali tertutup. Kwiiiiikkkkk!! Kelihatannya Hunter “R” berhasil melepaskan cakarnya yang menancap di dinding. Kwiiiiikkkkkk!!! sekali lagi dia berteriak.

Mischa bersama Sarah dan Katarina menuruni tangga dan berhasil mencapai lantai B7.
“Berapa sisa pelurumu?” tanya Katarina kepada Sarah.
“Tiga belas butir ditambah dua klip menjadi tujuh puluh tiga butir” jawab Sarah.
“Bagaimana denganmu?” tanya Katarina kepada Mischa.
“Aku sudah menembakkan tiga peluru berarti sisa tiga peluru, ditambah aku tidak memiliki amunisi..”
“Kau sendiri?” tanya mereka kepada Katarina.
“Aku masih memiliki empat belas peluru di masing-masing pistol..”

Mereka mengokang kembali senjata mereka. Sarah mengisi pelurunya kembali.
“Siap? Ayo buka pintu!” ajak Sarah. Perlahan pintu terbuka secara otomatis.

Mereka berada di laboratorium B7. Laboratorium terlihat berantakan. Ada dua mayat peneliti dan satu mayat pegawai Umbrella disana. Mereka seperti tercabik-cabik oleh monster.
“Ya Tuhan, apakah Hunter “R” juga yang melakukan semua ini??” tanya Mischa.

Sarah mengecek mayat salah seorang peneliti yang punggungnya tercabik-cabik hingga meninggalkan lubang. “Kurasa bukan....” simpulnya.

Mischa merogoh saku si peneliti. Dia menemukan sebuah pistol M92F yang ringan untuk digunakan. “Hey, aku bisa menggunakan ini..” katanya.

Katarina memeriksa mayat yang lainnya dan yang terakhir mayat pegawai Umbrella diperiksa oleh Sarah. Sarah menemukan sebuah catatan di genggaman tangannya.

“Makhluk yang kami kembangkan menyerang kami dan melarikan diri menuju ke saluran pipa” baca Sarah. “Makhluk macam apa yang dia maksud??”

Katarina menemukan sebuah alat yang tidak asing lagi baginya.
“Pemecah kode.. Mungkin ini akan berguna bagi kita nantinya..” kata Katarina.
“Sebelumnya aku ingin bertanya, kemana tujuan kita dan apa yang kau bilang sesuatu yang berguna untuk kita itu???” tanya Mischa.
“Tujuan kita selanjutnya adalah melalui saluran pipa menuju kembali ke atas, karena kita tidak memiliki jalan kembali lainnya selain kesana” jelas Sarah.
“Tapi sebelumnya tolong tunggu sebentar” pinta Katarina.
Katarina meninggalkan  masuk ke pintu
“Mau apa dia ke ruang penyimpanan cairan kimia?” tanya Mischa kepada Sarah. Sarah hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya.

Katarina masuk ke ruang penyimpanan cairan kimia lalu mengakses komputer melalui ID-nya. Dia berhasil membuka salah satu kotak penyimpanan lalu mengambil beberapa botol cairan kimia untuk digunakan.
“Oh iya aku hampir lupa tujuan utamaku..” katanya. Dia menuju ke pojok ruangan dan mengambil sebuah kotak yang tergantung disana. Sebuah kotak putih, yang isinya masih belum diketahui. “Semoga ini dapat memperlambatnya...”

Katarina berlari kembali menuju ke laboratorium B7.
“Apa yang kamu bawa itu?”
“Kotak pil Anti-Virus milik Prof. Bill...”
“Anti-Virus???” kata Sarah dan Mischa terkejut.
“Yah, sebuah pil yang dapat mencegah atau setidaknya menperlambat perkembangan virus apapun di dalam tubuh manusia..” jelas Katarina.
“Dapatkah kau membawa ini?” tanya Katarina kepada Mischa. “Terdapat dua puluh butir Anti-Virus di dalamnya, jangan sampai hilang..”

Mischa membukanya lalu kemudian memberikan dua butir pil Anti-Virus tersebut kepada Sarah dan Katarina. Satu pil lainnya untuk dirinya sendiri. Mereka meminumnya secara bersamaan. Mischa mengikatkan kotak berisi Anti-Virus tersebut di pinggangnya.
“Baiklah, ayo kita menuju ke saluran ventilasi..” ajak Sarah.
“Simpan botol-botol cairan kimia ini, barangkali dapat kita gunakan sebagai senjata...” kata Katarina. Masing-masing dari mereka kemudian memegang sebuah botol cairan kimia sebagai pengganti senjata api milik mereka.

Mereka bertiga menuju ke saluran pipa melalui lorong selatan lantai B7. Terdapat percabangan jalan disana.
“Oke, lewat sini..” ajak Mischa. Mereka memilih jalan sebelah kanan. Menuju ke sebuah pintu berwarna coklat. Katarina perlahan membukanya lalu memasuki saluran pipa. Mereka sangat terkejut ketika memasuki ruangan.
“Sepertinya kita salah memilih jalan...” kata Sarah.

Terdapat sebuah tanaman raksasa yang tumbuh di sudut area. Tanaman raksasa yang sangat mengerikan dan kelihatan berbahaya. Tapi bukan itu yang mereka takutkan, tapi monster-monster B.O.W. yang memenuhi ruangan. Terlihat di sebelah kiri tanaman B.O.W. dan di sebelah kanan, sebuah makhluk mutan merayap yang berkulit hijau dengan cakar tajam seperti sedang berperang satu sama lain.

Mereka hanya dapat menyaksikan aksi saling-bunuh yang dilakukan oleh kedua monster B.O.W. tersebut. Tapi kelihatannya tanaman B.O.W. tidak lebih unggul dibandingkan makhluk hijau merayap yang mengerikan tersebut. Tanaman B.O.W. hanya dapat bergerak secara lambat dan menyemburkan racun kepada makhluk hijau merayap yang mengerikan tersebut. Sementara makhluk hijau merayap yang mengerikan tersebut dapat menebas tanaman B.O.W. tersebut dengan sekali tebas.

“Apa nama kedua B.O.W. tersebut?” bisik Katarina kepada Mischa.
“Kami belum memutuskan nama yang tepat untuk kedua B.O.W. tersebut, tapi memang tanaman B.O.W.s tersebut diciptakan untuk menguji efek virus-T kepada tanaman. Kami menyebutnya Plant 43.. Sementara makhluk hijau merayap yang mengerikan tersebut sengaja dibuat dengan cara memandikan gas kepada manusia yang telah bermutasi menjadi makhluk mengerikan berlidah panjang yang kulit-kulitnya telah mengelupas sehingga dia dapat merayap seperti cicak.. Kami menyebutnya sebagai Envolved Licker “C-51” karena lidah panjangnya dan cakarnya, yang merupakan improvisasi dan evolusi dari Licker “C-50” yang berukuran lebih kecil dan terlihat seperti daging mentah manusia..” jelasnya.
“Lebih tepat bila kita sebut sebagai Licker, memperhatikan lidahnya yang panjang dan menjulur tersebut..” tambah Sarah.
“Licker????” kata Katarina yang tidak mengerti.
“Licker biasa yang kau lihat di ruang penelitian rahasia Prof. Bill. Aku bersama Johan dan juga Rey lah yang mengembangkan tanaman B.O.W. tersebut untuk menguji efek virus-T namun saat tempat penelitian kami diserang oleh Hunter, kelihatannya tanaman tersebut berhasil melarikan diri dan berkembang biak dengan cepat. Kami sengaja menciptakan C-51 untuk membasmi Plant 43 apabila mereka lolos dan mengacaukan semuanya, namun ternyata seperti inilah hasilnya..” jelas Mischa lagi.
“Kenapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya?” tanya Katarina penuh emosi. “Kenapa kau menciptakan sesuatu yang berbahaya seperti itu??”
“Tanaman B.O.W. tersebut adalah sebuah kegagalan bagi kami..” jawab Mischa.
“Berapa banyak lagi monster yang ada di fasilitas ini yang berhasil meloloskan diri?!” tanya Katarina dengan nada yang sangat keras.
“Katarina tenanglah!” bentak Sarah tiba-tiba. “Jangan bergerak dan jangan mengeluarkan suara lagi...” bisik Sarah.
“O’oww....” kejut Katarina ketika melihat monster Envolved Licker “C-51” telah berhasil melumpuhkan semua Plant 43 dan sekarang berjalan perlahan menuju ke arah mereka.
Tiba-tiba salah satu makhluk tersebut melompat ke arah Katarina hingga membuat mereka menjadi terpencar. Beruntung mereka berhasil menghindar sehingga tidak tercakar oleh Envolved Licker tersebut. Terdapat tiga Envolved Licker dalam saluran pipa tersebut. Satu mengincar Katarina, yang satu mengincar Sarah dan yang satu lagi mengincar Mischa.
“Teman-teman, hindari serangan mereka, jangan sampai mereka melukai kita! Ingat kontak dengan B.O.W. dapat menyebabkan kita juga terinfeksi” perintah Sarah. Mereka bertiga sama-sama tersudut.

Dedededeedededededdedededeeett! Sarah memulai tembakannya, tapi gerakan monster tersebut sangat cepat sehingga tak satupun peluru senapan mesin Sarah tak berhasil mengenainya.
Dhuar! Dhuar! Dhuar! Di sisi lain, Mischa menembaki monster tersebut dengan senjata Magnum miliknya. Satu peluru berhasil mengenainya, tapi yang lainnya tidak tepat sehingga tidak terlalu berpengaruh pada monster tersebut.
Ketika Mischa hendak menembak makhluk tersebut dengan peluru terakhirnya, monster tersebut berhasil menjatuhkan senjatanya dengan lidah panjangnya. Monster tersebut kemudian berlari ke arahnya lalu melompat hendak menyerangnya.
 “Kyaaa!!!” jeritnya. Untungnya respon Mischa cepat sehingga dia sempat menghindari serangan dari monster tersebut. Mischa mengambil kembali senjata Magnum-nya dan menembakkan peluru terakhirnya tepat mengenai otaknya hingga monster tersebut mati lalu mengerang.
“Maaf, tapi aku tidak akan lagi mengembangkan senjata pembunuh sepertimu..” kata Mischa kepada monster tersebut.

Dedededededdeeddeeddetttt! Sarah terus menembakkan peluru senapan mesinnya ke arah monster yang mengincarnya itu tapi tidak satupun peluru berhasil mengenainya. Sementara itu, Mischa melihat Katarina yang tersudut dan terjatuh. Dia mencari ide untuk melumpuhkan monster tersebut, dan kemudian dia teringat bahwa dia masih memiliki senjata yang merupakan kelemahan makhluk tersebut.

“Hey jelek!” panggilnya. Envolved Licker yang hendak menyerang Katarina merasa terganggu lalu berlari menuju ke arah Mischa, tepat di saat monster tersebut melompat ke arahnya, dia menghindar sehingga membuat Envolved Licker tersebut menabrak dinding. Mischa mengambil botol cairan kimia di sakunya lalu melemparkannya ke makhluk tersebut.
Kwwweeeeeeee! Erang monster tersebut.

Sementara itu, Sarah menemukan ide yang sama untuk melumpuhkan makhluk tersebut melihat trik yang dilakukan oleh Mischa. Dia memancing makhluk tersebut agar menyerang ke arahnya. Lalu membiarkannya melompat dan menabrak tembok. Sarah mengambil botol cairan kimia yang diberikan Katarina lalu meleparkannya ke makhluk tersebut menyebabkan kematian langsung makhluk tersebut.

“Katarina!! Kau baik-baik saja??” tanya Mischa. Namun tiada jawaban darinya. “Kelihatannya dia tidak sadarkan diri karena shock dan mengira bahwa dia sudah mati”
“Kita bawa dia ke atas, tolong naikkan dia ke punggungku!” pinta Sarah.
Mischa mengangguk lalu menaikkan Katarina. Mereka menaiki tangga di saluran pipa ke lantai atas menuju ke lantai B5. Mereka masuk ke dalam lorong area B5 menuju ke ruang kesehatan. Mereka menutup semua penutup agar keberadaan mereka aman dari para zombie ataupun monster.


Raccoon City, 23 September 1998 (Midnight - 00.35)
Sudah dua jam lamanya, Katarina tak juga sadarkan diri.
“Apa yang harus kita lakukan agar dia terbangun??” tanya Mischa khawatir.
“.........” Sarah hanya terdiam.
“Ada apa? Sejak tadi kau hanya diam saja? Apa kau tidak khawatir kepadanya?” tanya Mischa penasaran. “Sebenarnya apa hubunganmu dengan gadis inI?”

“Dia adalah seseorang yang seharusnya aku lindungi...” jawab Sarah.
“Kenapa? Apakah kau memiliki hubungan darah dengannya?”tanya Mischa lagi.
“...........” lagi - lagi dia hanya terdiam dan tak bisa menjawab.

Mischa hanya dapat menghela nafas melihat sikapnya. Sarah memeriksa sepatu boot-nya lalu mengeluarkan sebuah surat. Dia memberikan surat itu untuk Mischa.
“Apa ini?” tanya Mischa.
“Sebuah surat kenyataan dari Reynald” jawab Sarah.

Karena sangat penasaran dengan isinya, Mischa segera membuka isinya.

Mischa sahabatku,
Aku menulis surat ini agar kamu tahu bahwa meskipun nantinya aku akan pergi meninggalkanmu, tapi jiwaku akan selalu ada di hatimu..
Aku mencintaimu, lebih dari apapun. Aku hanya ingin ada terus bersamamu sampai kapanpun dan melihatmu hidup. Aku sudah tahu bahwa virus-T akan segera memenuhi kota dan menginfeksi orang-orang di kota Raccoon cepat atau lambat. Karena aku bekerja pada sebuah organisasi di luar kota Raccoon, sehingga aku atas bantuanmu selama tiga tahun ini, berpura-pura bekerja untuk Umbrella sambil terus memberikan informasi kepada organisasi di luar sana yang ingin menghancurkan Umbrella dan mencuri apa yang seharusnya menjadi milik mereka. Maafkan aku Mischa, karena aku seolah telah memanfaatkanmu. Namun, dalam dua tahun belakangan ini, aku merasa perasaanku terhadapmu semakin lama semakin besar dan akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja untuk organisasi dan memutuskan untuk bekerja bersamamu.
Tidak ada gunanya aku menyembunyikan nama organisasi tersebut lagi, karena perlahan aku akan mati cepat atau lambat. Nama organisasi tersebut adalah ROSE. Organisasi ini telah mengembangkan sebuah virus hasil mutasi dari virus-T, yang dikombinasikan dengan ekstrak dari berbagai macam tanaman berbahaya sehingga menghasilkan sebuah virus yang lebih berbahaya daripada virus-T. Berhati-hatilah ketika kamu bertemu dengan seseorang dengan lambang bunga mawar, karena itu berarti dia adalah orang dari organisasi ROSE yang sedang menyamar dan ingin menambah kekacauan yang terjadi di kota Raccoon. Aku percaya bahwa kamu dapat keluar dengan selamat dari kota ini.
Bersembunyilah di tempat yang aman karena cepat atau lambat, orang dari organisasi ROSE akan mengincar nyawamu. Maafkan aku karena tidak bisa lagi melindungimu....
Segeralah keluar dari kota Raccoon karena situasi semakin berbahaya disini.

Sahabatmu yang selalu diam-diam mencintaimu,
Reynald.

“Reyyy.....” Mischa perlahan meneteskan air matanya ketika tahu bahwa sahabatnya selama ini dekat dengannya hanya untuk mendapatkan informasi penting dari Umbrella dan memberikannya kepada organisasi ROSE.
“Reeeeyyyyyy !!!!!!!” jeritnya.
“Apa yang terjadi?” tanya Sarah.
“Kita harus keluar dari tempat ini secepatnya! Sepertinya akan ada sesuatu yang akan terjadi di kota Raccoon” kata Mischa.

Sarah seperti tertarik pada ucapan Mischa. Katarina perlahan membuka matanya dan melihat kedua partnernya itu sedang berdiri dalam wajah gelisah.
“Sarah... Mischa.......” panggil Katarina.
“Katarina!!” jawab Sarah dan Mischa berdua terkejut.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Mischa.
“Aku baik-baik saja, ayo kita kembali bergerak!” ajaknya.

Katarina bangkit perlahan lalu memeluk kedua partnernya itu.
“Maaf karena telah merepotkan kalian sebelumnya.. Tapi terima kasih sudah ada bersamaku, partner......” kata Katarina terharu.
“Sudahlah, ayo cepat kita segera keluar dari fasilitas ini, kalau tidak kita tidak akan dapat keluar dari sini selamanya” ajak Mischa.

Sebelumnya di kota Raccoon,
Raccoon City, 22 September 1998 (Evening - 10.00 PM)
Hunter bersama istrinya melakukan perjalanan pulang ke rumah. Wanda terlihat sangat pucat. Sejak siang tadi, dia merasakan pusing, mual dan suhu tubuhnya pun menaik drastis, padahal kemarin keadaannya masih baik-baik saja.

“Ada apa denganmu, Darling?”
“....... Aku tidak apa-apa, Honey....” jawabnya lemas tapi tetap berusaha untuk tersenyum kepada Hunter.

Hunter kemudian menghentikan mobilnya dan mencium bibir Wanda.
“Apapun yang terjadi kepadamu, ingatlah bahwa aku disini selalu ada untukmu, okay?” jelasnya kepada Wanda.
Wanda tersenyum lalu mengangguk. Betapa beruntungnya dia memiliki suami seperti Hunter. Dalam kegelapan melam mereka berciuman, melepaskan pakaian mereka hingga kemudian bersetubuh.

Seorang pejalan kaki perlahan mendekati mobil mereka. Sangat lambat sekali dia berjalan, layaknya seorang yang sedang mabuk berat. Hunter dan Wanda tidak menyadari keberadaan orang itu. Hingga kemudian, tiba-tiba, dia menempelkan wajahnya di kaca mobil dan mengejutkan Hunter juga Wanda.

“Hey, bajingan! Apa yang kau lakukan??” tanya Hunter.
Tapi kelihatannya orang itu tidak merespon kata-kata Hunter dan malah terus menempelkan tangan dan wajahnya di kaca mobil seolah berusaha memecahkan kaca mobil mereka.
Tanpa mereka sadari, rombongan yang lain mulai muncul dan menggedor-gedor kaca mobil mereka, hingga membuat mereka panik.

“Sayang.... aku takut.....” kata Wanda. Hunter kemudian memakai kembali pakaiannya dan menyalakan mesin mobil. Hunter membawa mobil secepat mungkin meninggalkan tempat itu. Sementara rombongan orang aneh itu berjalan perlahan mengikuti ke arah mobil mereka pergi.

Pada waktu yang sama, di Raccoon City Public Library. Perpustakaan yang seharusnya sudah tutup, tapi herannya masih memasang tanda BUKA di depan perpustakaan. Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam dan membunyikan lonceng. Sementara itu, penjaga perpustakaan yang baru ternyata sedang tertidur pulas di kounter.

Seseorang berjalan dengan lunglai perlahan masuk ke perpustakaan. Namun dia menabrak buku-buku hingga mengagetkan sang penjaga perpustakaan baru tersebut terkejut dan tersadar dari mimpinya. Dia mengusap-usap matanya, lalu bangun dan berjalan perlahan menuju ke sumber suara berbekal dengan cahaya senter.

“Halo, ada orang disana??” panggilnya, namun tiada respon. Sudah setiap sudut perpustakaan dia jelajahi, namun dia tidak menemukan apapun juga kecuali buku-buku yang berantakan. Dia menghela nafas lalu membereskan buku-buku yang berserakan tersebut. Setelah selesai dia baru teringat kalau dia lupa memasang tanda TUTUP di depan perpustakaan. Dia memasang tanda TUTUP di jendela perpustakaan, lalu mengunci pintu.

“Kyaaaaa !!!!” tiba-tiba terdengar sebuah jeritan dari arah ruangan Ibu senior perpustakaan di lantai dua. Tanpa basa-basi, si penjaga perpustakaan tersebut berlari ke arah sumber suara lalu masuk ke dalam ruangan. Alangkah terkejutnya dia, ketika melihat tiga orang berlumuran darah menggigit si Ibu senior dan memakan dagingnya.

“Ibu senior !!” teriaknya. Namun dia shock lalu terjatuh dan tidak berdaya atas apa yang dilihatnya. Tiga orang yang telah menjadi zombie tersebut menghentikan aktivitas mereka, karena menyadari ada korban baru yang darahnya lebih segar.

Mereka menuju ke arah penjaga perpustakaan tersebut. Si penjaga perpustakaan perlahan mundur hingga tersudut ke tembok. Hingga ketiga zombie tersebut berhasil meraihnya dan menggigitnya.

“Kyaaaaaaa !!!!!!” jeritnya untuk terakhir kalinya....

BERSAMBUNG KE PART #3 : LOOKING FOR THE SAFE PLACE ....

Gimana? Tertarik dengan ceritanya? Saya akan melanjutkan ceritanya jika respon terhadap novel saya ini positif ^_^
Terima kasih sudah membaca.
Cerita ditulis oleh : Harry Pahlawan

3 comments:

Budayakan mengucap terima kasih sesudah mendownload.
Hargailah sang penulis yang telah meng-upload file dan menulis artikel berjam-jam tanpa imbalan apapun.
Anda bebas berkomentar disini dengan SOPAN, tanpa unsur debat atau menjelek-jelekan karya penulis.
Harap untuk tidak berkomentar dengan huruf BESAR SEMUA.

Followers